Siang itu udara panas menyengat dan angin sepoi terasa disebuah kawasan
wisata candi disalah satu peninggalan bersejarah di Yogyakarta. Saya
mulai memberikan tekanan gas yang lebih di motor matic supaya cepat
sampai ke suatu tempat di kawasan sekitar Candi tersebut. Dari jauh
sudah terlihat beberapa motor diparkir di pinggir jalan disamping sebuah
warung tenda, dalam pikiran saya, wah sepertinya agak ramai tempatnya.
Begitu sampai ditempat itu memang ternyata ada beberapa orang yang sudah ada disitu mereka makan dan minum sambil ngobrol ngalor ngidul di sebuah warung angkringan yang jadwal bukanya hanya pagi sampai sore sekitar pukul 17:00 an saja.
Begitu sampai ditempat itu memang ternyata ada beberapa orang yang sudah ada disitu mereka makan dan minum sambil ngobrol ngalor ngidul di sebuah warung angkringan yang jadwal bukanya hanya pagi sampai sore sekitar pukul 17:00 an saja.
Sapa ramah pedagang angkringan sudah tidak asing ditelinga saya, seperti
hari-hari biasanya pasti langsung ditanya "minum apa mas?" Hehe.. Sudah
hafal soalnya kadang seminggu bisa 2-3 kali saya mampir ke angkringan
ini. Setelah memesan minuman, dimulailah obrolan ringan dengan topik apa
saja campur aduk alias gado-gado tidak terkecuali diskusi soal bisnis
sampingan yang ditekuni oleh masnya pedagang angkringan ini. Dari
obrolan itu ada dua jenis usaha sampingan yang dia jalani, yang pertama
menjadi reseller telur puyuh dan yang kedua adalah menjadi penjual ayam
jago.
Lagi asik-asiknya ngobrol eh lha kok es teh saya habis, tanpa sadar
karena diskusi soal peluang usaha ini makin lama makin asik saja, mulai
dari bagaimana dia mengambil produk telur puyuhnya, berapa harga yang
ada saat itu dan yang sedang heboh dipasaran, bagaimana suka duka dia
ketika mengantar satu keranjang motor telur puyuh dan menyrempet
pengendara sepeda motor lannya di derah jalan padat di Kota Baru
Yogyakarta. Tidak asik jika ngobrol tapi minuman saya habis, dan
akhirnya saya pesan satu gelas es teh lagi. Pada intinya dia sebagai
reseller dia harus bisa mencari produsen/penghasil ternak telur puyuh
langsung dari tangan pertama, karena jika dijual dipasaran keuntungan
bisa mencapai 6000-8000 rupiah sendiri setiap box nya (kalo tidak salah 1
box adalah 100 biji), dia mulai memasarkan ke pasar-pasar di daerah
sekitar, sambil memantau harga kompetitor, karena ganti hari bisa saja
harga naik turun tanpa diduga cetus dia.
Selain itu disela-sela kesibukan berdagang angkringan dan juga berjualan
telur puyuh, dia juga memiliki bisnis usaha lainnya yaitu pedagang ayam
jago. Biasanya dia tahu jadwal pasar hewan yang ada di daerah Jogja,
sehingga setiap pasar itu ada (hanya hari tertentu saja) dia langsung
hunting dan memilih bibit ayam terbaik, lalu dia jual lagi dirumah. Usut
punya usut ternyata untungnya malah lumayan bisa mencapai kisaran
50%-75% dari harga dia beli. Ketika jualan ayamnya lancar, dan referensi
dari pembeli ke pembeli lainnya mulai banyak, maka ketika pedagang
angkringan ini memiliki ayam jago yang baru, kadang tidak butuh waktu
sehari ayam jagonya sudah dibeli oleh orang lain dengan harga ciamik
tentunya.
Dari cerita tersebut yang ingin saya sampaikan adalah bahwa bisnis sampingan bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja selagi kita
leib kreatif dan mampu melihat peluang usaha yang ada di sekeliling
kita. Semoga kita bisa mengambil sedikit manfaat dari sedikit cuplikan
kisah seorang pedagang angkringn yang mencoba menambah penghasilan dia
dengan berjualan telur puyuh dan ayam jago.
Terima Kasih
sumber : nekatusaha.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !