Jakarta, Di Indonesia, penayangan bentuk rokok dalam film, iklan, maupun sinetron yang ada di televisi sudah dilarang oleh
Komisi Penyiaran Indonesia. Di Amerika Serikat sayangnya belum melakukan
peraturan seperti itu. Padahal ada hubungan yang kuat antara penayangan
bentuk rokok di TV dengan kebiasaan merokok.
Hubungan antara
penayangan bentuk rokok di TV dengan kebiasaan merokok orang dewasa itu
diteliti oleh Patrick E. Jamieson dari Annenberg Public Policy Center,
University of Pennsylvania, Philadelphia. Ia dan kawan-kawannya meneliti
hubungan antara rokok yang terlihat di TV dengan rata-rata jumlah rokok
yang dihisap orang dewasa Amerika sertiap tahunnya.
Hasilnya,
per tiap 1 penampakan rokok di TV, setiap perokok dewasa mengonsumsi dua
bungkus rokok lebih banyak tiap tahunnya. Berdasarkan hal ini, Patrick
beranggapan bahwa penampakan rokok di TV lah yang mempengaruhi jumlah
rokok yang dikonsumsi masyarakat, bukan sebaliknya.
"Meski jumlah
penampakan rokok terus menurun, akan tetapi penampakan rokok di TV
masih menjadi pengaruh terbesar kebiasaan merokok di masyarakat," ucap
Patrick seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/4/2014).
Penelitian
dilakukan selama 55 tahun dari tahun 1955 hingga 2010. Pada masa
jayanya, terdapat rata-rata 3 tampilan rokok per jam di waktu tayang
utama. Hal itu terjadi pada tahun 1955 sampai 1964. Sementara itu,
penampakan rokok di TV pun semakin lama semakin berkurang. Hingga
akhirnya menjadi 1 tampilan per tiga jam pada tahun 2001 sampai dengan
2010.
Seorang perokok yang sudah berhenti mempunyai risiko
merokok kembali jika melihat orang lain merokok, baik secara langsung
maupun lewat televisi. Pakar kesehatan pernapasan dari The Queen
ELizabeth Hospital, Adelaide, Australia, Kristin Carson, mengatakan
bahwa melihat satu batang rokok saja dapat membuat seorang perokok yang
sudah berhenti untuk kembali merokok.
"TV dapat menjadi pemicu
yang sangat ampuh. Melihat rokok di TV dapat membuat seseorang yang
sudah berhenti akhirnya merokok kembali. Jika ia terus-menerus
disuguhkan acara TV dengan penampakan rokok, tentunya semakin sulit pula
perokok untuk berhenti," papar Carson.
Untuk berhenti merokok
menurutnya, dapat dilakukan dengan cara mudah. Selain menghindari
melihat iklan atau tayangan rokok, bergaullah dengan teman-teman yang
tidak merokok.
"Kami menyarankan agar mereka yang ingin berhenti
merokok untuk berhenti bergaul dengan teman yang perokok. Selain itu,
habiskan lebih banyak waktu di tempat yang jelas-jelas sudah terdapat
larangan untuk merokok," pungkas Carson.
M Reza Sulaiman - detikHealth
Home »
Berita Kesehatan
,
Media Kesehatan
,
Media Utama
,
News
» Penampakan Rokok di TV Pengaruhi Kebiasaan Merokok Orang Dewasa
Penampakan Rokok di TV Pengaruhi Kebiasaan Merokok Orang Dewasa
Written By Media Utama Net on Monday, April 21, 2014 | 3:20 PM
Label:
Berita Kesehatan,
Media Kesehatan,
Media Utama,
News
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !